Kamis, 18 November 2010

Pergaulan Dalam Islam

PERGAULAN DALAM ISLAM ISLAM

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan dan rahmatnya, sehingga kita dapat menikmati sebuah kehidupan yang sungguh penuh dengan kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara. Dan tak lupa sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw, yang telah membawa dunia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan rahmat Allah SWT, yakni dengan ajaran Islam.
Saya sangat bersyukur, tugas makalah ini telah saya selesaikan dengan tepat waktu dan baik. Ada kalanya saya mengalami beberapa kendala untuk menyelesaikan tugas makalah ini, namun berkat bantuan doa, tenaga dan fasilitas dari orang-orang terdekat saya, akhirnya tugas ini dapat segera diselesaikan.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya ucapkan kepada kedua orang tua saya, yang telah memberikan semua keperluan saya untuk menyelesaikan tugas ini. Yang kedua, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Muh. Fahmi, SPd.I. selaku dosen mata kuliah “Bahasa Indonesia 1” yang telah membimbing saya untuk dapat mengerjakan tugas ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, yang tentunya tidaka dapat saya sampaikan satu-persatu.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca, terutama pengetahuan tentang pergaulan remaja menurut Islam.


Penyusun
Mojokerto, 12 Desember 2009


BAB 1
PENDAHULUAN

a)Latar Belakang
Hampir semua orang berpendapat bahwa remaja adalah masa yang paling indah. Hal ini memang benar adanya, jika kita melewati masa remaja kita dengan baik sesuai dengan “kodratnya” dan jika kita adalah umat Islam maka harus sesuai dengan hukum syariah yang mengatur segala kehidupan kita agar menjadi teratur dan indah.
Jika kita menengok ke lingkungan kita maka yang kita lihat sekarang adalah para pemuda dan remaja Indonesia termakan oleh budaya-budaya barat. Mereka suka berfoya-foya (Hedonisme), budaya serba boleh (permisivme) dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.
Maka di makalah ini saya akan mencoba memaparkan cara hidup yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam melalui syariah. Sehingga, masa remaja kita akan benar-benar menjadi masa yang paling indah dan penuh dengan kenangan-kenangan indah yang tidak mungkin dapat terlupakan.

b)Rumusan Masalah
1.Bagaimana kebiasaan-kebiasaan remaja sekarang ini?
2.Apa dampak-dampak kebiasaan yang tidak sesuai dengan Islam?
3.Bagaimana pergaulan remaja menurut Islam?

BAB 2
PEMBAHASAN

A)Remaja Modern
Remaja modern sering disalah artikan oleh remaja-remaja Indonesia saat ini. Remaja modern menurut mereka adalah remaja itu harus gaul, remaja harus suka dugem, tawuran, berani meelanggar peraturan yang ada dan lain-lain yang ujung-ujungnya akan membuat masalah bagi diri sendiri dan orang lain.
Remaja modern identik dengan kenakalan-kenakalan remaja. Kenakalan remaja dapat ditinjau dari empat faktor penyebab, yakni faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama, maupun faktor sekolah dan lingkungan sekitar lingkungan yang secara potensial dapat membentuk prilaku seorang remaja.
Mereka telah terjebak oleh permainan-permainan negara-negara Liberal, yang memang mempunyai misi untuk mengubah remaja-remaja negara berkembang agar ikut menganut paham-paham yang serba bebas dan dijauhkan dengan pondasi agama atau yang biasa disebut “Sekularisme”.
Hal-hal negative ini disebarkan oleh pihak-pihak tertentu melalui media elektronik dan media cetak, sehingga hal ini akan sangat dengan mudah dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu dari produk-produk sekularisme yang ada sekarang ini adalah maraknya Sinetron yang bertemakan cinta dan pacaran. Sinetron ini bahkan frekuensinya lebih banyak ditayangkan daripada berita-berita yang lebih kita butuhkan. Dampak dari sinetron saat ini adalah sangat jelas banyaknya orang Islam yang berpacaran, dan menganggap bahwa pacaran adalah sama dengan Ta’aruf, Bahkan lebih ironisnya lagi sekitar 1 minggu yang lalu saya bertemu dengan anak kecil yang baru berusia sekitar 6 tahun, sudah berani berpacaran bahkan pegangan tangan. Coba kita bayangkan apa yang dilakukan anak itu jika sudah remaja. Pasti yang dilakukan akan jauh lebih berani dari hanya sekedar berpegangan tangan saja.

B)Dampak-Dampak Sekularisme Pada Remaja
Sekularisme mempunyai banyak sekali dampak negative bagi remaja. Beberapa artikel dari blog di internet menyatakan bahwa dampak-dampaknya bisa sangat luas dan bermacam-macam beberapa contoh dari dari dampak tersebut adalah ;
1.Berkembangnya budaya tawuran,
2.Perkembangan dan penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya),
3.Seks bebas dan aborsi,
4.Pemerkosaan,
5.Pembunuhan, dan perbuatan-perbuatan kriminal lainnya.
Beberapa hal yang saya sebutkan diatas merupakan sebagian kecil dari dampak sekularisme yang sangat luas.

C)Pergaulan Remaja Menurut Islam
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu daris seorang laki-laki dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S. Al-Hujurat 49:13).
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya.
Pergaulan (ijtima’) seorang pria dengan sesama pria atau seorang wanita dengan sesama wanita tidak memerlukan peraturan. Sebab, pergaulan sesama jenis tidak akan menimbulkan problem ataupun melahirkan berbagai interaksi yang mengharuskan adanya seperangkat peraturan. Pengaturan kepentingan di antara keduanya hanyalah memerlukan sebuah peraturan (nizham) karena faktanya mereka hidup bersama dalam satu negeri, sekalipun mereka tidak saling bergaul.
Adapun pergaulan antara pria dan wanita atau sebaliknya, maka itulah yang menimbulkan berbagai problem yang memerlukan pengaturan dengan suatu peraturan (nizham) tertentu. Pergaulan pria wanita itu pulalah yang melahirkan berbagai interaksi yang memerlukan pengaturan dengan suatu peraturan tertentu. Maka peraturan pergaulan pria-wanita seperti inilah sesungguhnya yang lebih tepat disebut sebagai an-nizhâm al-ijtimâ‘î. Alasannya, sistem inilah yang pada hakikatnya mengatur pergaulan antara dua lawan jenis (pria dan wanita) serta mengatur berbagai interaksi yang timbul dari pergaulan tersebut.
Pemahaman masyarakat, lebih-lebih kaum Muslim, terhadap sistem pergaulan pria wanita (an-nizhâm al-ijtimâ‘î) dalam Islam mengalami kegoncangan dahsyat. Pemahaman mereka amat jauh dari hakikat Islam, dikarenakan jauhnya mereka dari ide-ide dan hukum-hukum Islam. Kaum Muslim berada di antara dua golongan. Pertama, orang-orang yang terlalu melampaui batas (tafrith), yang beranggapan bahwa termasuk hak wanita adalah berdua-duaan (berkhalwat) dengan laki-laki sesuai kehendaknya dan keluar rumah dengan membuka auratnya dengan baju yang dia sukai. Kedua, orang-orang yang terlalu ketat (ifrath), yang tidak memandang bahwa di antara hak wanita ialah melakukan usaha perdagangan atau pertanian. Mereka pun berpandangan bahwa wanita tidak boleh bertemu dengan pria sama sekali, dan bahwa seluruh badan wanita adalah aurat termasuk wajah dan telapak tangannya.
Karena adanya sikap dua golongan ini, yakni yang terlalu melampaui batas dan yang terlalu ketat, runtuhlah akhlak dan muncullah kejumudan berpikir. Akibatnya, timbul keretakan dalam interaksi sosial dan kegelisahan di tengah keluarga-keluarga muslim. Timbul pula banyak kemarahan dan keluhan di antara anggota keluarga serta berbagai perselisihan dan permusuhan di antara mereka.
Inilah yang menjadikan mereka sibuk berdiskusi dan berdebat seputar metode untuk mengatasi persoalan dan malah terjauhkan dari mengkaji hakikat persoalan yang sebenarnya. Keresahan dan kegoncangan pun semakin menjadi-jadi akibat upaya-upaya mereka. Timbullah di masyarakat sebuah jurang yang dikhawatirkan mengancam eksistensi umat Islam, sebagai satu umat yang unik dengan berbagai karakter-karakter khasnya. Dikhawatiran rumah tangga Islam akan kehilangan identitas keislamannya dan kehilangan kecemerlangan pemikiran Islam serta terjauhkan dari penghormatan akan hukum-hukum dan pandangan-pandangan Islam.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu kita tumbuh kembangkan agar pergaulan kita dengan sesama muslim menjadi sesuatu yang indah sehingga mewujudkan ukhuwah islamiyah. Tiga kunci utama untuk mewujudkannya yaitu ta’aruf, tafahum, dan ta’awun. Inilah tiga kunci utama yang harus kita lakukan dalam pergaulan.
Ta’aruf. Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud?
Begitulah, ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain (namun ingat perkenalanpun harus sesuai dengan syariah). Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
Tafahum. Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.”
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah ).
Ta’awun. Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah. Karena cinta dan benci karena Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya. Wallahu a’lam bishshawab.
Ta’ruf, tafahun dan ta’awun akan dapat dijalankan dengan baik ketika kita mengetahui hukum-hukum dan tata caranya. Sehingga remaja khususnya yang beragama Islam tidak terjerumus pada pandangan yang salah dan akhitnya terjebak dalam sekularisme.

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
1.Pergaulan remaja modern identik dengan berbagai macam tindakan-tindakan kenakalan remaja yang disebabkan oleh sekularisme yakni pemisahan agama dalam kehidupan.
2.Akibat dari Sekularisme ini sangat luas dan beragam sehingga dapat mendorong remaja untuk berbuat anarkis, kriminal dan bahkan perbuatan-perbuatan keji yang tidak pantas dikerjakan oleh seorang manusia.
3.Pergaulan dalam Islam mengatur agar setiap individu mampu membawa dirinya ke kehidupan yang mulia dan agaer tidak terjerumus kepada hal-hal negative yang dapat memperburuk kehidupan kita.
4.Dalam Islam, mengenal 3 tahap dalam bergaul yakni ta’aruf, tafahum dan ta’awun.
5.Namun ketiga hal di atas mempunyai peraturan-peraturan yang harus dipelajari terlebih dahulu agar penerapan dalam ketiga tahap tersebut dapat dijalankan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1.http://hizbut-tahrir.or.id/
2.http://id.shvoong.com/
3.http://yudhim.blogspot.com/

1 komentar:

  1. Saya tunggu terbitan2 selanhutnya... yang selanjutnya mngkin artikel tentang remaja gitu biar seru.

    Terima kasih

    BalasHapus

Do not forget to give comment