Rabu, 25 April 2012

Allah Maha Adil!?

Assalamualaikum wr, wb!

Salam persahabatan dan salam kenal saya tujukan bagi para pengunjung setia dan pengunjung baru blog ini. Pada postingan ini saya membuat judul "Allah Maha Adil!?". Pasti ada yang ganjal, nih penulisnya kok ngasih tanda seru dan tanya. (emoticon : senyum). Asbabun entri ini adalah banyaknya orang yang tanya "Apakah Tuhan (Allah) Adil?" Huft... sebenarnya saya sudah ditanya tentang ini beberapa kali sebelum memposting entri ini, yaitu pada kelas tafsir (tau kan? bahas surat at-tiin), juga pada diskusi-diskusi dengan orang yang kufur nikmat (menyalahkan qada' atas keadaan yang ditimpakannya, kebetulan yang satu ini kasusnya karena kemiskinan. emoticon : GaJe) dan pada kesempatan kali ini saya mencoba mengabadikan sebuah artikel agar jika saya ditanya hal ini lagi dan lagi saya ga perlu capek-capek ngomong atau ngetik hal yang sama lagi. Jujur pertannyaan ini sangat mengharukan; karena menyimbolkan sebuah keraguan atas keadilan Allah itu sendiri. (Kang Harry mulai serius nih, KABUR!!!, emoticon : mringis). Well, akan saya jelaskan sambil dibumbui cerita agar lebih mudah diingat.

Al-Kisah, Allah memberikan kehidupan kepada Seorang anak laki-laki kecil dan teman sebayanya.. Keduanya diberikan profile (nasib) yang berbeda. Anak laki-laki kecil ini teru-menerus membandingkan kehidupan yang dimilikinya dengan yang dimiliki temannya. Mengapa baju yang dipunyai temannya selalu lebih bagus daripadanya? Mengapa mainan-mainan yang dimiliki temannya selalu lebih bagus dan lebih mahal dari yang dimilikinya? Why should it be different? (kang anak kecil ga bisa bahasa Inggris. Ini anak kecil genius. hihi)

Dalam sebuah perenungan mendalam yang bersambut dengan bijaknya Sang Ayah akhirnya Anak laki-laki kecil ini pun mendapatkan jawaban.

“anakku sayang, lelahkah kau membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan temanmu itu?” tanya Sang Ayah dengan lembut. Anak laki-laki kecil mengangguk perlahan.”. Pejuang kecilku sayang, apakah dengan begitu kau merasa menikmati kehidupanmu dengan bahagia?” sang Anak laki-laki kecil kini menggeleng perlahan.. Sang Ayah memegan pundak Si Pemberani Kecil “anakku, setiap manusia di muka bumi ini diberikan profil (nasib) kehidupan yang berbeda-beda, kau tahu mengapa dibedakan?” Sang anak menggeleng lagi. “mungkin kau bertanya bukankah Allah Maha Adil, lalu kenapa Dia menciptakan manusia ada yang kaya ada yang miskin, ada yang senang ada yang susah, ada yang sehat dan ada yang punya penyakit, ada yang fisiknya sempurna dan ada juga yang cacat fisiknya. Bukankah Allah Maha Adil?? lalu kenapa bisa ada perbedaan seperti itu??

“Anakku sayang, profil kehidupan yang diberikan Allah kepada setiap orang adalah hal yang sudah ditakar sedemikian rupa sehingga semuanya akan mengantarkan kepada hal yang sama. Hal yang sama itu adalah kebahagiaan. Kebahagiaan yang Allah berikan tidak bisa dinisbatkan pada harta yang banyak, baju yang mewah, fisik yang cantik atau tampan, terkenal atau punya jabatan. Tidak Nak, tidak sesederhana itu kita mendefinisikan kebahagiaan. Orang miskin memiliki kebahagiaan tersendiri yang mungkin jenisnya berbeda dengan yang dimiliki orang kaya, namun hakekatnya sama. Kau tidak bisa membandingkan dua kondisi yang berbeda wujudnya. Karena kau harus mengetahui dengan bijak dahulu definisi kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika kau memandang orang yang memiliki kekayaan akan jauh lebih bahagia daripada orang miskin, maka jawabannya bisa iya bisa tidak. Bisa jadi orang miskin akan jauh lebih bahagia daripada orang kaya, orang cacat akan jauh lebih bahagia daripada orang yang fisiknya sempurna, semuanya bergantung pada satu hal. Yaitu bagaimana sang makhluk tersebut menghargai kehidupannya dan menjadikan kehidupan yang dititipkannya itu untuk meraih kebahagiaan yang sejati.”

“Jika dengan kemiskinan/kekurangan fisik, seseorang bisa bersabar atas kehidupan yang dijalaninya. Membuatnya menjadi orang yang gigih berjuang dan menyadari hakekat kehidupan dan kebahagiaan yang sejati, maka orang tersebut bisa kita katakan berhasil menjalani kehidupannya. Dia bisa menemukan kebahagiaan sejatinya dalam setiap keprihatinan yang dijalaninya dengan sabar dan berserah diri kepada Dzat yang memberinya kehidupan. Lain halnya dengan orang kaya yang setiap hari disibukkan dengan kegiatan mengumpulkan harta dan membelanjakannya sesuai dengan hawa nafsunya atau orang normal yang disibukkan dengan penggunakan fungsi-fungsi tubuhnya dengan lalai, memanfaatkan untuk mencuri, mencerca, melihat hal yang tidak halal, dan lain sebagainya?”

“Namun bisa juga terjadi sebaliknya, seorang miskin/kekurangan fisik yang selalu merutuk kehidupan yang dijalaninya. Menyesali dirinya mengapa dia miskin, mengapa dia tidak mempunyai tangan, sedangkan orang lain kaya, dan lainnya hidup dengan tangan yang normal, menyesali dirinya lemah tanpa daya dan tanpa usaha. Bahagiakah dia? berhasilkah dia dalam menjalani kehidupannya?

“Kita tidak bisa mengukur secara sekilas apa yang terjadi pada kehidupan setiap orang. Ada banyak parameter yang bermain dalam menentukan status kebahagiaan seseorang. Kita tidak bisa menilai dia atau siapapun lebih bahagia dari kita hanya dari parameter duniawi semata. Karena sesungguhnya masalah kehidupan dan kebahagiaan pada hakikatnya hanya diketahui yang bersangkutan dengan Dzat Pemiliki Kehidupan dan Kebahagiaan tersebut. Oleh karena itu, tidaklah bijak jika sepanjang hidup kita yang ada hanyalah membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Memang benar, ada kalanya kita perlu menjadikan kehidupan orang lain yang secara kasat mata terlihat, sebagai cermin. Namun, interpretasi pembandingan kehidupan tersebut juga harus dilakukan dengan bijak. Ada kalanya kita harus memandang orang di atas kita, dan ada kalanya kita juga harus memandang orang yang keadannya (menurut standar kita) lebih rendah dari kita. Tapi output pembandingan itu yang harus memiliki hasil positif bagi kehidupan kita sendiri. Jangan justru membuat kita malah merutuk, menyesali kehidupan yang sudah dipilihkan Allah untuk kita. Mengapa orang lain diberikan kekayaan lebih, mengapa orang lain diberikan jodoh lebih awal, mengapa orang lain diberikan jabatan, mengapa orang lain bisa melakukan sesuatu lebih mudah dari kita?? mengapa orang lain lebih pintar? Mengapa orang lain punya fisik yang sempurna? Masih ada banyak pertanyaan pembandingan yang bisa saja kita munculkan ketika kita diperlihatkan profil kehidupan orang lain yang secara kasat mata terlihat.”

“Dan adalah sebuah pilihan untuk kita akan mengeluarkan pertanyaan itu? Dan memilih efek yang terjadi ketika pertanyaan pembanding itu keluar? apa dampaknya buat kita? lebih bersyukur atau lebih bersabar? setiap kehidupan manusia ditentukan pada kadar terbaiknya. Kadar di mana setiap manusia bahkan yang paling miskin di dunia sekalipun untuk bisa merasakan kebahagiaan. Setiap kehidupan manusia ditentukan pada kadar terbaik yang bahkan manusia itu sndiri tidak bisa membayangkannya. Kehidupan yang diberikan dinamika dinamika tertentu yang bisa membuat manusia tersebut teruji kepercayaannya terhadap Dzat yang sudah memberikan kehidupan tersebut. Sungguh Maha Besar dan Maha Adil Allah Dzat penguasa Semesta Alam, yang bahkan daun jatuh di pegunungan sunyi pun diketahuiNya.”

“Seperti yang Ayah bilang, bagaimana kehidupan yang kita miliki dengan segala dinamikanya mampu mengantarkan kita pada kebahagiaan sejati. Bagaimana kita bisa bersabar dan bersyukur dalam menjalani kehidupan kita. Profil kehidupan yang telah dipilihkan dengan PERTIMBANGAN TERBAIK oleh Dzat yang Maha Terbaik dalam Mengambil keputusan. Tidak ada keraguan terhadap keputusanNya, karena Dia adalah Dzat yang suci dari KEKURANGAN dan KESALAHAN.”

“just try to find your trully happiness. buktikan kepada Allah yang memberikanmu kehidupan bahwa ujung dari kehidupan yang kau jalani ini adalah kebahagiaan hakiki di dunia dan di akhirat nanti”.

Itulah kisah singkat yang agaknya akan membuka pikiran dan hati kita tentang begitu Hebatnya Allah SWT yang memiliki ke MAHA-ADILAN YANG TIDAK BISA DIUKUR DARI PENAMPAKAN LUAR CIPTAANNYA. ALLAH TELAH MEMBERIKAN SETIAP MANUSIA HAL YANG SUDAH DITAKAR SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA SEMUANYA AKAN MENGANTARKAN KEPADA HAL YANG SAMA.

YOUR LIFE IS YOUR CHOICE, DO NOT EVER HESITATE TO ALLAH! THEN FEEL THE TRUTH AND THE GLORY OF ISLAM!

3 komentar:

  1. objektif ya kak.kurang menarik bacaanya.cz analoginya kurang mets.pendasaranq:
    1. bahan diskusi bagus bgt cuman penyajianya kurang sip.cz g disertai pendasaran dan bukti2 universal,hanya sepihak contohnya.
    2.dari crita loch terkesan g menjawab masalah malah lari dari masalah.nek seumpama ada pertanyaan gnie?loch jikalau allah maha adil maka menciptakan manusia sama kan?trus seumpama ,knpa dy ditakdirkan jadi ulama besar trus q pelacur.jelas2 pelacur itu hina banget and dibenci allah.knpa harus aku knpa gak yg lain?apa itu yg disebut terbaik buatku?????
    gmn jawabnya??
    3.tampilanya terlalu rame,nutupin bacaan,bikin risih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. simpel aja jawabanya:
      sekarang allah mencipkan manusia sama g'?pnya otak,pnya kehendak,pnya jiwa n raga?.tinggal kita aja gmn jalaninnya?wes maksimal blm loch?jikalau g pngen jadi pelacur ya simple aja,uda bisa jaga diri belum.loch mangnya gak ada jlan lain selain pelacur.msh bnyak kan pkerjaan yg lbih baik.bknnya hdup ini pilihan?trus apa fungsi allah menciptakan kehendak yg ada pada diri kita kalau g d buat memilih jalan hidup kita.knpa hrus menyalakan allah?knpa g koreksi diri?buat apa dikasih otak klo g dibuat mikir,buat apa di ksih fisik yg sehat klo g dibuat kerja..?trus bagaimana jikalau ada masalah sudah bekerja keras tp tetep gagal..?ya koreksi lge apakah usaha kita telah maximal?hakekatnya klo usaha uda maximal g mungkin gagal.
      allah loch uda adil bgt.

      Hapus
  2. Okay bang UII_Official (Petugas Universitas Islam Indonesia) salam kenal juga, semoga bermanfaat dan menginspirasi... :)

    BalasHapus

Do not forget to give comment